Friday, December 2, 2016

Ruangan Berhantu


Ruangan Berhantu

Hari ini tidak seperti hari-hari biasanya, semua siswa ketakutan setelah mengalami insiden itu. Temanku yang memasuki ruangan itu meninggal, temanku yang bernama Chanzeol biasa kupanggil chan-chan, dia suka sekali menerima tantangan karena dia tidak takut pada siapapun kecuali kepada Allah swt. Pada hari itu dia dengar bahwa di sebelah kelas kami itu ada ruangan yang angker. Temanku yang bernama Zahra dia perempuan yang duduk di belakangku, menceritakan kronologis tentang ruang sebelah kelas kami. Tapi chan-chan malah tidak percaya sampai Zahra kesal padanya, saking kesalnya chan-chan ditantang Zahra untuk memasuki ruang itu pada malam hari.
“Aku terima tantanganmu, tidak ada yang begituan.” kata chan-chan angkuh.
“Tapi chan, kamu yakin?” tanyaku khawatir.
“Tidak apa.” ucapnya.
“Aku temani ya!” aku memohon karena chan-chan sahabatku.
“Boleh tapi kamu jangan takut!”
“Ya.”

Sepulang sekolah aku merebahkan diri ke kasur karena lelah. Kupikir-pikir nanti bagaimana ya jika aku dan chan-chan jadi merinding. Kata Zahra dahulu ada seorang siswa di sekolahku yang selalu dibully lalu dia ke ruangan tersebut entah apa yang dilakukan. Saat di toilet teman yang ngebullynya datang dan membunuh wanita tersebut. Lalu mayatnya dibuang ke ruangan tersebut. Setelah beberapa hari kemudian saat Raisa (anak yang bunuh Sita) memasuki ruangan itu untuk mengambil barang, dia dibunuh Sita seketika. Setelah kejadian tersebut ruangan itu pun ditutup.

Aku pun mengemasi barang untuk menyelidiki ruangan itu bersama chan-chan. Saat malam tiba aku dan chan-chan bertemu di depan sekolah. Pertama aku mengawasi pak penjaga agar tidak melihat saat kami masuk, dan chan-chan mencari jalan untuk memasuki sekolah. Setelah kami masuk, kami pun memasuki ruangan itu. Tetapi terkunci, kami melihat jendela yang terbuka kami pun masuk lewat jendela.

Aku dan chan-chan melihat seseorang di sudut pojok ruangan itu, lalu aku mendekati seseorang itu. Aku pun bertanya kepadanya.
“Sipa kau? aku tidak pernah melihatmu di sekolah ini dan kenapa kamu malam-malam di sini.”
Dan dia hanya diam.
“Hei jawablah aku.”
Lalu seseorang itu menjawab dengan sura menakutkan.
“Aku Sita.”
“Sita, kamu yang meninggal di ruangan ini.”
“Aku masih ingin balas dendam. Kamu akan menjadi korbanku selanjutnya.”
Aku pun memberhentikannya.
“Tunggu Sita, yang membunuhmu sudah meninggal dan balas dendam itu dosa Sita, Ibumu bunuh diri karena kamu meninggal kan. Apa kamu ingin ibumu tersiksa?” kataku
“Aku tahu kamu sakit hati, tapi kenapa kamu harus membunuh orang yang tidak bersalah. Kasihan ibumu Sita, biarkan ibumu tenang.”
Lalu Sita pun berkata.
“Benar kata kalian. maafkan aku, aku minta tolong. Kuburkanlah jasadku yang ada di sudut ruangan ini yang tertutup kain putih.”
Lalu Sita pun menghilang. Dan chan-chan menemukannya.
“Mari kita kuburkan jasad ini.” kataku
“Kita harus berkata pada pak penjaga.” kata chan

Kami pun mencari pak penjaga, pak penjaga pun datang.
“Anak-anak kenapa kalian ada di sini malam-malam begini.”
“Pak kami menemukan jasad Sita di ruangan itu.” kataku memberitahu.
“Ya sudah mari kita kuburkan bersama.”
Sejak saat itu Sita tidak mengganggu di sekolah ini lagi. Dia pasti sudah bahagia.

No comments:

Post a Comment